Pengalaman melahirkan ceasar darurat di RS Harapan Kita (SHARING)

Assalamualaikum Moms setiaku,

Kembali lagi bersama Mommy Blue di blog ketiga ihiiyy..

Untuk cerita kali ini aku mau sharing pengalaman melahirkan anak pertama ku yang insya allah bisa membantu Ibu-ibu ya 😁

Seharusnya due date ku ditanggal 13 Juni 2018 (setelah lebaran).
Pada usia trisemester ketiga ini kepala bayi sudah dibawah tetapi muka menghadap keperut atau biasa dokter menyebut posisi Posterior (Occipito - Posterior)



Posisi Posterior (Occipito - Posterior)


Pada posisi seperti ini biasanya bayi akan berputar sendiri. In my case, she's not turn around 😭
Ketika bayi dalam posisi Posterior dapat membuat sakit punggung yang luar biasa untuk aku.
Saat itu aku masih keep positive thinking supaya bisa lahiran normal. Aku beri afirmasi positif ke bayiku bahwa kita bisa lahir normal.

Segala upaya sudah ku lakukan agar posisi bayi berputar seperti banyak jalan, berenang, yoga, dan jalan terakhir aku ingin pijit agar si bayi bisa berputar.

Dulu, aku benar-benar tidak mengerti apa-apa. Belum banyak teman yang mempunyai pengalaman hamil atau melahirkan. Ketika aku menceritakan apa yang aku alami, mereka hampir semua menasehatiku untuk pijat perut supaya si bayi bisa berputar ke posisi normal.

Kemudian aku janjian dengan dua orang tukang pijat / ahli pijat bayi. Tapi entah kenapa kedua orang tersebut selalu punya alasan untuk tidak bisa ketemu aku. Ketika aku mau datang kerumah si tukang pijat pun ada aja halangannya.
aaah... setelah ku pikir mungkin Allah sayang kepadaku dan calon bayiku. Mungkin jika aku dipijit akan terjadi hal yang buruk menimpa aku dan bayiku.
Masya Allah aku dan bayiku masih dilindungi.

Setelah masuk ke week 40 aku belum merasakan kontraksi apapun. Sudah kontrol ke dokter tetapi posisi masih sama. Aku minta dokter mengecek panggul ku. Ternyata ukuran panggul ku lebih kecil dibanding ukuran kepala anakku. Aku tanya apakah masih ada kemungkinan untuk melahirkan normal, dan Dokter masih ada kemungkinan. Aku pun masi yakin.

Seminggu kemudian ketika usia kandunganku 40 weeks 5 day jam 12 malam aku merasa sakit punggung luar biasa, perut melilit sekali. Sakitnya terkadang sakit banget, terkadang sakit biasa. Ketika aku ngomong ke suami, suami berfikir itu hanya maag saja kemudian ia tidur lagi :D Aku tidak tahu ternyata itu yang namanya kontraksi.
Aku tahan sampai waktu subuh untuk memberitahukan ke Ibuku apa yang aku rasa. Lalu kata Ibu mungkin ini kontraksi, dan tidak lama aku berangkat ke RS Harapan Kita bersama Ibu dan suamiku.


Sampai di RS kemudian aku dicek sudah berapa pembukaan. Suster kemudian mengecek dan pada moment ini benar-benar rasanya sakit masya Allah ya menurut ku sampai agak sedikit trauma disini. Kemudian, aku diukur juga kontraksinya dengan alat. Ternyata kontraksi ku sudah per 2 menit dan kalau kata susternya kontraksi ku sudah seperti minum rumput fatimah atau seperti diinduksi. Tapi aku tidak tahu kenapa bisa begini. Feeling ku mulai ga enak.

Kemudian aku dibawa keruang persalinan karena masih tetep mau melahirkan secara normal dan masih yakin. Sekitar jam 7.30 pagi Dokterku datang untuk mengecek keadaan bayi. Kemudian Dokter bilang bahwa posisi bayi masih Posterior. Kemudian dokter bertanya apakah aku masih mau normal atau mau ceasar Aku makin bimbang.
Kemudian aku bertanya apakah masih bisa normal?
Dokter bilang jika pembukaan bertambah terus berarti masih bisa normal, jika tidak bertambah terpaksa ceasar. Setelah mengecek aku dokter ku meminta ijin  untuk pergi ke Depok karena harus menghadiri seminar. Perkiraan jam 1 dia balik ke RS lagi untuk mengecek aku lagi. Akupun setuju dan berharap ada mukzizat untuk pembukaan ku.

Dua jam berlalu. Feeling ku mulai makin ga enak. Rasa sakit benar-benar tidak bisa ditahan. Bahkan aku sampai tidak bisa tiduran selama di Rumah Sakit. Aku hanya bisa duduk, berdiri , mondar - mandiri di ruang bersalin sambil melihat suami ku yang lelah dan mengantuk.

Tidak lama dokter pergi sekitar jam 9 pagi aku mulai menyerah. Aku minta ke suami ku untuk operasi ceasar sekarang juga karena rasa sakit ku tidak bisa kutahan lagi. Aku sudah tidak kuat lagi untuk menahannya.
Kemudian aku bangunkan suami ku untuk memanggil suster agar aku bisa dijadwalkan langsung operasi. Ternyata dokter ku baru bisa sampai ke RS jam 1 dan aku tidak bisa menunggu lama lagi, akhirnya aku mendapatkan jadwal operasi dengan dokter SPOG yang berjaga di hari itu yaitu dr. Gde Suadarna, SpOg.

Dari ruang bersalin aku disuruh tiduran dikasur karena mau diantar ke ruang operasi tapi aku ga bisa tiduran. Akhirnya aku dalam posisi duduk di kasur dibawa sampai ke ruang operasi.

Tidak lama proses administrasi nya, rasa kontraksi dan sakit di punggung benar-benar membuatku ingin mati. Untuk ganti baju ke baju operasi saja aku tak sanggup. Pelan-pelan suster membantu ku memakai baju operasi. Kemudian aku pamit dengan suamiku agar dilancarkan operasinya. Kami berdoa terlebih dahulu agar operasi lancar dan bayi ku bisa lahir dengan sehat dan sempurna.

Setelah itu aku masuk ke dalam ruang operasi masih dalam posisi duduk, kemudian Dokter anastesi memberikan ku aba-aba sebelum menyuntikkan aku dengan obat bius. Tapi aku masih kontraksi dan rasanya sakit sekali. Dokter Anastesi mau menunggu rasa sakit ku hilang baru aku disuntik dengan obat bius di pinggang. Tidak terasa sakit sama sekali menurutku.

Tidak lama rasa sakit kontraksi tidak terasa. Aku sudah bisa tiduran dan Dokter sudah mempersiapkan untuk operasi caesar. Di dalam ruangan aku hanya pasrah dan berdoa. Kurang lebih 30 menit aku mendengar suara tangisan bayiku tapi aku tidak mampu berbicara dan berkata-kata. Aku hanya diam di ruang operasi dan belum sempat melihat bayiku.
Tidak ada IMD pada saat itu karena ruangan sangat dingin. Kemudian bayiku dibawah keruang observasi dan operasi ku dilanjutkan hingga selesai.

Setelah operasi selesai aku dibawa keruang pemulihan, karena setelah itu aku merasa dingin sekali aku diberikan selimut hangat. Kemudian kurang lebih 30 menit diruang pemulihan aku dibawa ke ruang kamar. Obat bius masih terasa. Aku belum bisa menggerakkan kakiku.
Semua keluarga ku sudah datang dan sudah melihat anakku tapi aku masih belum bisa karena bayiku masih diruang observasi.

Setelah itu aku dibawa ke kamar inap. Masih dalam efek obat bius aku menanyakan dimana anakku dan meminta foto nya kepada suamiku. Betapa terpukul dan shock hatiku karena suami ku berkata bahwa anakku lahir dengan muka lebam biru, mata kanannya berdarah dikarenakan CPD atau Cephalopelvic Disporpotion atau disebut panggul sempit. 


Baca tentang panggul sempit dan pengaruhnya pada kelahiran disini.


Ketika itu kepala bayiku lebih besar daripada lebar panggul dan bayiku tidak bisa melewatinya. Karena dia sudah tidak sabar keluar akhirnya memaksa untuk melewati panggul tetapi terkendala dan akhirnya mengalami lebam disepanjang mukanya.


Bayiku yang baru lahir di ruang observasi


Sekitar 10 jam aku menunggu akhirnya bayiku dibawa ke kamar aku. Masya Allah aku menangis melihat anak kecil ku kuat menghadapi proses lahiran dengan aku.
Assalamualaikum Shaqueena Jehan Rubynanta. Selamat datang di dunia. Insya Allah aku akan menemani kamu hingga kamu besar nanti.
Disitu aku mulai merasa kuat lagi, aku mulai belajar membedong, menyusui, menggendong dan memeluk serta mencium untuk mempererat bonding aku bersama nya.

Saat itu sebenarnya aku  baru menjadi Ibu tapi merasa sudah gagal. Kenapa aku terlalu egois untuk memaksakan lahiran normal? Kenapa aku tidak bisa memikirkan kebaikan untuk anakku?

Semua pertanyaan ini menggelintir dan membuat pikiran ku semakin stress.
Pada saat itu aku benar- benar down. Tetapi alhamdulillah aku tidak sampai Baby Blues. Aku hanya berfikiran bahwa semua yang terjadi adalah kehendak dan atas ijin Allah swt. Jika aku diberikan cobaan seperti ini maka pastinya ada maksud dibaliknya. Maafkan aku ya anakku. Jika suatu saat nanti kamu membaca tulisan ini aku berharap kamu makin menyayangi dan tahu besarnya perjuangan menjadi ibu karena suatu hari nanti kamupun akan menjadi ibu.


Ibu yang melahirkan ceasar maupun normal tetaplah ibu dari anak-anaknya. Jangan engkau anggap mereka belum merasakan jadi ibu kalau belum melahirkan normal karena perjuangannya pun sama-sama besar. Nyawa taruhannya.


Hari ke 5 setelah ia lahir. Mata kanan masih merah dan pelipis bagian kanan masih bengkak


Butuh waktu 1 bulan untuk mengembalikan mata kanan-nya menjadi normal dan dua minggu untuk lebam nya hilang. Alhamdulillah Shaqueena sekarang sudah berusia 18 bulan dan ia makin sehat dan pintar.
Terima kasih anakku karena sudah mau menjadi anak yang terhebat untukku.

Untuk Moms yang sudah berkesempatan membaca ceritaku semoga kita bisa sharing dan cerita lagi di tulisanku berikutnya ya...

See you Moms <3



6 komentar

  1. ya ampun mom pengorbanan banget yah melahirkan shaqueena, alhamdullilah sehat terus yah dedenya, aq juga lahiran sesar mom 2 kali malahan nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya moms alhamdulillah. Pengalaman ku semoga bisa membantu mommy semuanya buat normal atau cesar itu ga masalah asalkan ibu dan baby sehat walafiat..

      Hapus
  2. Perjuangan mom blue ga mudah, butuh pengorbanan yg luar biasa. Kita yg baca pengalamannya dapet banyak pelajaran. Makasih banyak udah mau berbagi pengalaman. Semangat terus mom Blue ❤️

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masya allah, semoga bisa support moms and new moms ya 💙

      Hapus
  3. MasyaAllah, perjuangan yg luar biasa Mom. Ku salut sama pengorbanan persalinan mu, alhamdulillah akhirnya semua sehat ya.

    BalasHapus
  4. Masya allah, pasti akan ada kisah pada semua ibu. Insya allah semua kisah yang ditulis sudah ditetapkan Allah dan ada hikmah di baliknya moms 💙

    BalasHapus