Pengalaman melahirkan ceasar darurat di RS Harapan Kita (SHARING)

Assalamualaikum Moms setiaku,

Kembali lagi bersama Mommy Blue di blog ketiga ihiiyy..

Untuk cerita kali ini aku mau sharing pengalaman melahirkan anak pertama ku yang insya allah bisa membantu Ibu-ibu ya 😁

Seharusnya due date ku ditanggal 13 Juni 2018 (setelah lebaran).
Pada usia trisemester ketiga ini kepala bayi sudah dibawah tetapi muka menghadap keperut atau biasa dokter menyebut posisi Posterior (Occipito - Posterior)



Posisi Posterior (Occipito - Posterior)


Pada posisi seperti ini biasanya bayi akan berputar sendiri. In my case, she's not turn around 😭
Ketika bayi dalam posisi Posterior dapat membuat sakit punggung yang luar biasa untuk aku.
Saat itu aku masih keep positive thinking supaya bisa lahiran normal. Aku beri afirmasi positif ke bayiku bahwa kita bisa lahir normal.

Segala upaya sudah ku lakukan agar posisi bayi berputar seperti banyak jalan, berenang, yoga, dan jalan terakhir aku ingin pijit agar si bayi bisa berputar.

Dulu, aku benar-benar tidak mengerti apa-apa. Belum banyak teman yang mempunyai pengalaman hamil atau melahirkan. Ketika aku menceritakan apa yang aku alami, mereka hampir semua menasehatiku untuk pijat perut supaya si bayi bisa berputar ke posisi normal.

Kemudian aku janjian dengan dua orang tukang pijat / ahli pijat bayi. Tapi entah kenapa kedua orang tersebut selalu punya alasan untuk tidak bisa ketemu aku. Ketika aku mau datang kerumah si tukang pijat pun ada aja halangannya.
aaah... setelah ku pikir mungkin Allah sayang kepadaku dan calon bayiku. Mungkin jika aku dipijit akan terjadi hal yang buruk menimpa aku dan bayiku.
Masya Allah aku dan bayiku masih dilindungi.

Setelah masuk ke week 40 aku belum merasakan kontraksi apapun. Sudah kontrol ke dokter tetapi posisi masih sama. Aku minta dokter mengecek panggul ku. Ternyata ukuran panggul ku lebih kecil dibanding ukuran kepala anakku. Aku tanya apakah masih ada kemungkinan untuk melahirkan normal, dan Dokter masih ada kemungkinan. Aku pun masi yakin.

Seminggu kemudian ketika usia kandunganku 40 weeks 5 day jam 12 malam aku merasa sakit punggung luar biasa, perut melilit sekali. Sakitnya terkadang sakit banget, terkadang sakit biasa. Ketika aku ngomong ke suami, suami berfikir itu hanya maag saja kemudian ia tidur lagi :D Aku tidak tahu ternyata itu yang namanya kontraksi.
Aku tahan sampai waktu subuh untuk memberitahukan ke Ibuku apa yang aku rasa. Lalu kata Ibu mungkin ini kontraksi, dan tidak lama aku berangkat ke RS Harapan Kita bersama Ibu dan suamiku.


Sampai di RS kemudian aku dicek sudah berapa pembukaan. Suster kemudian mengecek dan pada moment ini benar-benar rasanya sakit masya Allah ya menurut ku sampai agak sedikit trauma disini. Kemudian, aku diukur juga kontraksinya dengan alat. Ternyata kontraksi ku sudah per 2 menit dan kalau kata susternya kontraksi ku sudah seperti minum rumput fatimah atau seperti diinduksi. Tapi aku tidak tahu kenapa bisa begini. Feeling ku mulai ga enak.

Kemudian aku dibawa keruang persalinan karena masih tetep mau melahirkan secara normal dan masih yakin. Sekitar jam 7.30 pagi Dokterku datang untuk mengecek keadaan bayi. Kemudian Dokter bilang bahwa posisi bayi masih Posterior. Kemudian dokter bertanya apakah aku masih mau normal atau mau ceasar Aku makin bimbang.
Kemudian aku bertanya apakah masih bisa normal?
Dokter bilang jika pembukaan bertambah terus berarti masih bisa normal, jika tidak bertambah terpaksa ceasar. Setelah mengecek aku dokter ku meminta ijin  untuk pergi ke Depok karena harus menghadiri seminar. Perkiraan jam 1 dia balik ke RS lagi untuk mengecek aku lagi. Akupun setuju dan berharap ada mukzizat untuk pembukaan ku.

Dua jam berlalu. Feeling ku mulai makin ga enak. Rasa sakit benar-benar tidak bisa ditahan. Bahkan aku sampai tidak bisa tiduran selama di Rumah Sakit. Aku hanya bisa duduk, berdiri , mondar - mandiri di ruang bersalin sambil melihat suami ku yang lelah dan mengantuk.

Tidak lama dokter pergi sekitar jam 9 pagi aku mulai menyerah. Aku minta ke suami ku untuk operasi ceasar sekarang juga karena rasa sakit ku tidak bisa kutahan lagi. Aku sudah tidak kuat lagi untuk menahannya.
Kemudian aku bangunkan suami ku untuk memanggil suster agar aku bisa dijadwalkan langsung operasi. Ternyata dokter ku baru bisa sampai ke RS jam 1 dan aku tidak bisa menunggu lama lagi, akhirnya aku mendapatkan jadwal operasi dengan dokter SPOG yang berjaga di hari itu yaitu dr. Gde Suadarna, SpOg.

Dari ruang bersalin aku disuruh tiduran dikasur karena mau diantar ke ruang operasi tapi aku ga bisa tiduran. Akhirnya aku dalam posisi duduk di kasur dibawa sampai ke ruang operasi.

Tidak lama proses administrasi nya, rasa kontraksi dan sakit di punggung benar-benar membuatku ingin mati. Untuk ganti baju ke baju operasi saja aku tak sanggup. Pelan-pelan suster membantu ku memakai baju operasi. Kemudian aku pamit dengan suamiku agar dilancarkan operasinya. Kami berdoa terlebih dahulu agar operasi lancar dan bayi ku bisa lahir dengan sehat dan sempurna.

Setelah itu aku masuk ke dalam ruang operasi masih dalam posisi duduk, kemudian Dokter anastesi memberikan ku aba-aba sebelum menyuntikkan aku dengan obat bius. Tapi aku masih kontraksi dan rasanya sakit sekali. Dokter Anastesi mau menunggu rasa sakit ku hilang baru aku disuntik dengan obat bius di pinggang. Tidak terasa sakit sama sekali menurutku.

Tidak lama rasa sakit kontraksi tidak terasa. Aku sudah bisa tiduran dan Dokter sudah mempersiapkan untuk operasi caesar. Di dalam ruangan aku hanya pasrah dan berdoa. Kurang lebih 30 menit aku mendengar suara tangisan bayiku tapi aku tidak mampu berbicara dan berkata-kata. Aku hanya diam di ruang operasi dan belum sempat melihat bayiku.
Tidak ada IMD pada saat itu karena ruangan sangat dingin. Kemudian bayiku dibawah keruang observasi dan operasi ku dilanjutkan hingga selesai.

Setelah operasi selesai aku dibawa keruang pemulihan, karena setelah itu aku merasa dingin sekali aku diberikan selimut hangat. Kemudian kurang lebih 30 menit diruang pemulihan aku dibawa ke ruang kamar. Obat bius masih terasa. Aku belum bisa menggerakkan kakiku.
Semua keluarga ku sudah datang dan sudah melihat anakku tapi aku masih belum bisa karena bayiku masih diruang observasi.

Setelah itu aku dibawa ke kamar inap. Masih dalam efek obat bius aku menanyakan dimana anakku dan meminta foto nya kepada suamiku. Betapa terpukul dan shock hatiku karena suami ku berkata bahwa anakku lahir dengan muka lebam biru, mata kanannya berdarah dikarenakan CPD atau Cephalopelvic Disporpotion atau disebut panggul sempit. 


Baca tentang panggul sempit dan pengaruhnya pada kelahiran disini.


Ketika itu kepala bayiku lebih besar daripada lebar panggul dan bayiku tidak bisa melewatinya. Karena dia sudah tidak sabar keluar akhirnya memaksa untuk melewati panggul tetapi terkendala dan akhirnya mengalami lebam disepanjang mukanya.


Bayiku yang baru lahir di ruang observasi


Sekitar 10 jam aku menunggu akhirnya bayiku dibawa ke kamar aku. Masya Allah aku menangis melihat anak kecil ku kuat menghadapi proses lahiran dengan aku.
Assalamualaikum Shaqueena Jehan Rubynanta. Selamat datang di dunia. Insya Allah aku akan menemani kamu hingga kamu besar nanti.
Disitu aku mulai merasa kuat lagi, aku mulai belajar membedong, menyusui, menggendong dan memeluk serta mencium untuk mempererat bonding aku bersama nya.

Saat itu sebenarnya aku  baru menjadi Ibu tapi merasa sudah gagal. Kenapa aku terlalu egois untuk memaksakan lahiran normal? Kenapa aku tidak bisa memikirkan kebaikan untuk anakku?

Semua pertanyaan ini menggelintir dan membuat pikiran ku semakin stress.
Pada saat itu aku benar- benar down. Tetapi alhamdulillah aku tidak sampai Baby Blues. Aku hanya berfikiran bahwa semua yang terjadi adalah kehendak dan atas ijin Allah swt. Jika aku diberikan cobaan seperti ini maka pastinya ada maksud dibaliknya. Maafkan aku ya anakku. Jika suatu saat nanti kamu membaca tulisan ini aku berharap kamu makin menyayangi dan tahu besarnya perjuangan menjadi ibu karena suatu hari nanti kamupun akan menjadi ibu.


Ibu yang melahirkan ceasar maupun normal tetaplah ibu dari anak-anaknya. Jangan engkau anggap mereka belum merasakan jadi ibu kalau belum melahirkan normal karena perjuangannya pun sama-sama besar. Nyawa taruhannya.


Hari ke 5 setelah ia lahir. Mata kanan masih merah dan pelipis bagian kanan masih bengkak


Butuh waktu 1 bulan untuk mengembalikan mata kanan-nya menjadi normal dan dua minggu untuk lebam nya hilang. Alhamdulillah Shaqueena sekarang sudah berusia 18 bulan dan ia makin sehat dan pintar.
Terima kasih anakku karena sudah mau menjadi anak yang terhebat untukku.

Untuk Moms yang sudah berkesempatan membaca ceritaku semoga kita bisa sharing dan cerita lagi di tulisanku berikutnya ya...

See you Moms <3



Pengalaman Flek dan Pendarahan pada Awal Kehamilanku (SHARING)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Ketemu dengan Mommy Blue lagi ya 😁
Ini blog keduaku.
Semoga ceritaku bisa memberikan pengalaman untuk Mommy semuanya yang lagi hamil maupun sedang merencanakannya..

Kali ini aku ingin throwback kemasa hamil ku. Aku ingin sharing tentang pengalaman hamil pertamaku.

Let's Start ❤

Menikah pada tanggal 30 July 2017.
Aku dan suami sepakat tidak mau menunda kehamilan.
Pada bulan Oktober 2017, aku tidak tahu saat itu aku sudah hamil. Ketika itu gejalanya hanya mual saja. Kebetulan aku tidak punya jadwal menstruasi (bisa 3 bulan sekali atau setahun 3-4x).
Setelah mual-mual itu, teman-teman kantorku menyuruh aku testpack. Tapi aku masih belum mau karena menganggap biasa saja.

Setelah mual itu, muncul flek.
Kemudian aku memberanikan diri untuk testpack dan hasilnya ada dua garis biru namun garis keduanya sedikit samar.

Testpack pertama aku 

Setelah 2 hari aku testpack aku memberanikan diri untuk konsul ke dokter di RS Harapan Kita.
Pada saat pertama kali aku konsultasi dengan Dr Agus Supriyadi Spog karena hanya beliau yang praktek di hari dan jam yang cocok denganku.

Tidak lama aku menunggu, kemudian aku dipanggil suster untuk masuk kedalam ruangan.
Aku disuruh tiduran di kasur kemudian membuka celana dan membuka kakiku (seperti mengangkang)
Kemudian suster menutup dengan kain agar tidak terlihat.
Lalu dokter datang dan bertanya seperti kapan terakhir mens, apa keluhannya dan sebagainya sambil memainkan USG TransV nya. 
Setelah itu dokter menggunakan USG Transvaginal untuk mengecek kandungan ku. Saat itu menurut tanggal terakhir menstruasi usia kandunganku sudah 5 minggu.

USG Transvaginal ini berbentuk tongkat sebesar +- 10 cm kemudian alat ini dimasukan ke dalam vagina untuk melihat langsung secara dekat organ reproduksi kita.

Cara USG Transvaginal bekerja

Tidak lama dokter mengecek kandungan ku kemudian dokter bilang bahwa tidak terlihat kantung kehamilan disana.
Setelah dicabut alat USG TransV langsung keluar darah segar lumayan banyak dari vaginaku ke kasur tempat ku berbaring.
Aku shock, sedih, ingin menangis.
Aku tanya ke dokter apakah kami akan baik-baik saja.
Dokter kemudian mengatakan kepadaku "2 minggu lagi tidak ada kantung kehamilan maka kamu harus dikuret karena kamu hamil anggur. Minum obat penguatnya dan bedrest total selama seminggu kemudian kontrol lagi. Kita lihat nanti"


Kalau kamu mengalami pendarahan ketika hamil muda baca tipsnya disini.


Pulang dari RS badanku lemas. Aku tidak tahu harus bagaimana. Hatiku sedih dan shock ketika mendengar perkataan dokter.

Hamil adalah impian semua wanita di dunia.
Ketika testpack itu memberikan ku dua garis biru, hal itu memberikan ku sedikit harapan bahwa aku bisa mempunyai keturunan untuk keluargaku.

Aku searching-searching tentang apa yang aku alami. Hasilnya malah membuat aku semakin stress. Di beberapa artikel menyebutkan bahwa obat penguat bisa menguatkan janin jika janin kuat atau bisa melemahkan janin jika janin lemah.
90% artikel yang ku baca mengatakan bahwa kemungkinan besar aku hamil anggur.

Aku ga tenang, kemudian aku mencari referensi dokter lagi di RS Harapan Kita dan ibuku merekomendasikan dr. Gatot Abdulrazak, SpOg karena beliau dokter bagus disana dan beliau juga dokter yang menangani ibuku waktu hamil adikku paling kecil saat umur 40 tahun. Sudah pada tau kan kalau Dr Gatot juga yang menangani kehamilan anak kembar Irish Bella.


dr. Gatot Abdul Razak SpOg


Seminggu kemudian aku daftar untuk konsul ke Dr Gatot dan antriannya masya allah. Aku dapat nomer 27 pada saat itu. Kurang lebih antri 2 jam 🙈 Perjuangan banget pada masa itu. Saat itu aku masih mengalmi flek- flek. Bahkan sampai keluar darah seperti menstruasi. Aku mulai deg-degan.

Setelah 2 jam menunggu kemudian aku masuk ke ruangan. Seperti biasa aku disuruh tiduran diruangan dan memposisikan seperti kaki ku terbuka. Kemudian dokter bertanya yang sama seperti Dr Agus dan aku ceritakan aku tidak mau USG Transvaginal karena trauma dengan keluar darah setelah itu.

Untungnya Dr Gatot pengertian. Dia mau ikutin permintaan pasien. Tetapi Dr Gatot bilang bahwa kalo USG Abdomen di perut susah terlihat kantungnya. Karena aku masih trauma aku ga masalah dengan hasil USG Perut.

Dr Gatot sangat sopan, dia tidak menjatuhkan harapan aku. Dengan penuh doa aku berharap akan ada berita baik darinya. Tetapi lagi- lagi dokter bilang tidak ada kantung kehamilan di kanduganku. Lalu aku disuruh minum obat penguat lagi selama 2 minggu dan bedrest total lagi kemudain konsul.

Obat penguat yang aku konsumsi dari awal namanya Duphaston. Ketika itu harganya 1.2 juta untuk 30 tablet dan aku harus meminum 2x sehari. Aku dan suami ku usahakan sebaik mungkin untuk calon anakku.

Aku belum punya grup sharing, akhirnya aku sharing di instagram story dan ada sahabatku menyarankan ku untuk meminum rebusan daun mangkokan.

Daun Mangkokan


Daun mangkokan ini banyak manfaatnya seperti : 

1. Mempelancar sistem pencernaan
2. Mencegah rambut rontok
3. Mengobati luka
4. Mengobati peradangan
5. Memperlancar aliran peredaran darah
6. Mencegah munculnya anemia
7. Memperlancar organ reproduksi


Tidak lama alhamdulillah aku banyak dikirimin daun mangkokan dari teman-temanku.
Setiap hari 1 tangkai (3 daun) aku rebus 5 menit kemudian airnya aku minum 2x sehari biasanya pagi dan malam.
Aku pasrahkan kepada Allah jika memang nanti ada calon anakku berarti memang rejeki ku, jika belum ada berarti aku harus lebih bersabar dan belum saatnya aku menerima titipan Allah swt.
Memang benar daun mangkokan ini benar-benar makin mengurangi flek-flek aku. Sampai bersih dan ga keluar lagi fleknya aku baru berhenti minum rebusan ini.

2 minggu berlalu,
Saat itu usia kandungan ku 8 minggu. Dokter mengatakan seharusnya sudah ada detak jantung di usia ini. Aku dan suami berdoa terus ketika pemeriksaan tersebut. Tidak lama aku dengar suara degup jantung, deg deg deg....

Masya Allah, Allah maha Besar.

Dengan segala usaha yang ku lakukan dan doa yang ku panjatkan alhamdulillah Allah mendengar dan mau menitipkan keturunan di rahimku.
Alhamdulillah setelah rajin meminum rebusan daun mangkokan dan obat dari Dr Gatot, calon bayiku dan aku bisa bertahan.

Tidak mudah memang menjadi seorang Ibu, pastinya ini hanya salah satu yang harus aku jalanin untuk menjadikanku menjadi Ibu yang lebih baik untuk anakku nanti.



Baca juga ya Proses melahirkan Ceasar dadakan ku di RS Harapan Kita



Semoga sharingku bisa membantu Ibu-ibu diluar sana ya.
Sampai berjumpa di curhat Mommy Blue lainnya 😁

Hypoplasia tidak menghalangi ku memberikan ASI

Assalamualaikum Wr.Wb

Perkenalkan aku Annisa Biru bisa dipanggil Biru.
ini adalah cerita pertama di blogku.
Aku ingin sharing tentang pengalaman pribadi ku ketika menyusui si kecil.
Pastinya semua Moms punya pengalaman menyusui yang unik dan tidak akan terlupakan ya.

Aku adalah seorang Ibu yang mempunyai satu anak perempuan berusia 18 bulan.
Alhamdulillah ketika mempunyai si kecil aku hanya kosong 2 bulan saja.
Tetapi, ketika aku hamil ternyata tidak semulus ibu-ibu lainnya.
aku hampir mengalami hamil anggur. (nanti akan aku ceritain pengalaman aku ya tentang ini)


Singkat cerita, awalnya aku sudah merencanakan untuk lahiran normal karena di riwayat keluargaku tidak ada yang punya pengalaman dengan operasi cesar.

Aku sudah mengikuti yoga setiap 2 minggu/sekali dari usia kandungan 7 bulan - 8.5 bulan, tapi manusia hanya bisa berencana, Allah yang menghendaki..
Aku dirujuk dokter untuk cesar di usia 41w kalau belum ada kontraksi juga. Lagi2 cuma bisa berencana, pada usia kandung 40week 5day aku mengalami kontraksi hebat. Kalau kata suster/bidan kontraksi ku seperti minum rumput fatimah atau diinduksi.
Gelombang cintanya sudah datang per 2 menit/ kali tapi pembukaan masih 2.
Feelingku tidak enak karena posisi bayi menghadap perut ibu atau disebut juga occipito-posterior.

Sudah kontraksi selama 10 jam akhirnya langsung minta cesar saat itu juga.
Dan memang feeling ibu itu kuat,
Anakku lahir dengan setengah muka lebam biru dan matanya berdarah.
Kondisi yang aku alami adalah CPD (cephalopelvic disporpotion) yaitu keadaan dimana kepala bayi dianggap terlalu besar untuk melewati panggul wanita itu. CPD ini disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya.

Singkat cerita, sepulang dari RS, anakku menangis semaleman. Dia tidak bisa tidur, badannya demam. Alhasil aku bawa ke IGD dan anakku didiagnosis DEHIDRASI, obatnya cuma menyusui karena usia anakku saat itu baru berumur 5 hari..
Aku coba menyusui tapi tetep tidak mau, sampe ketika dia sudah mengantuk baru ia mau minum susu..
Karna masih demam akhirnya aku order susu formula dengan transportasi online dan berharap demamnya turun.
Alhamdulillah 2x minum sufor demam turun, dan ga lama aku berikan ASI lagi.
Ketika umur 1 bulan aku konsul kedokter ternyata berat anakku cuma naik 1 ons.







Setelah itu aku dirujuk untuk ke klinik laktasi karena mungkin ada masalah dalam menyusui. Kemudian dokter laktasi menyarankan untuk menggunakan SNS (Supplemental Nursing System)






SNS (Supplemental Nursing System) adalah sebuah lactation aid atau alat bantu untuk menyusui yang terdiri dari botol dan selang yang lembut. Alat ini didesain untuk memberikan nutrisi tambahan seperti asi perahan / asi donor atau susu formula ke bayi sambil bayi menyusui langsung ke Ibu.







Nah tapi aku mengurungkan untuk menggunakan SNS dikarenakan anakku ketika mau menyusui harus dalam posisi digendong sambil diayun- ayun. Aku merasa agak kerepotan untuk menggunakan SNS jadi aku mencari second opinion dari dokter.

Setelah konsul ke dokter kedua dan dilihat anakku ga ada tongue tie, perlekatan sudah cukup baik walau semenjak minum susu formula ia jadi "bingung puting". Akhirnya, aku pasrahkan kepada Allah karena dokter bilang jika 1 bulan bayi seharusnya minimal kenaikan berat badan 700 gr/bulan. Kemudian, Dokter berkata kalau aku boleh full asi tapi jika selama 4 hari anakku BB nya tidak naik sebesar 1 ons maka harus ditambah sufor/asi donor.
Kemudian aku disuruh juga minum sehari minimum 5 kotak UHT dan anakku dikasih vitamin.
Setelah 4 hari ternyata anakku tidak naik BB nya 😔

Berusaha berdamai dengan hati , bahwa ASI ataupun SUFOR yang pasti terbaik untuk anak. Aku tidak boleh egois sebagai seorang ibu. Bismillah, akhirnya setelah pasrah sm Allah dan aku beri sufor kemudian berat anakku langsung naik 1.5 kg selama sebulan. Masya Allah..

Tidak lama setelah itu aku mulai bekerja,
Dikantor biasanya aku pumping sebanyak 3-4 kali (per 3 jam biasanya)
Dan hasilnya per hari hanya membawa pulang 200-300 ml.
Aku pumping menggunakam tangan dibantu dengan pumping otomatis merk Spectra 9+ .

Sistemnya aku pumping manual dulu menggunakan tangan kalo udah sudah ada LDR baru ditarik dengan Spectra .
Rata rata pumping per sesi yaitu 45 menit -60 menit. Jadi aku setiap pumping seperti Power Pumping ya 😁
Kemudian sampai rumah langsung DBF ke anak.

Segala cara sudah aku tempuh,
Minum susu almond, Blackmores, obat penambah asi dari Aussie, daun katuk, sampe kata mertua harus minum sayur + kuah2nya sudah kuturuti dan Asi pun ga bertambah..

Sempet stress karena masih menjadi New Mom  ditambah banyak teman -teman kantor mempunyai asi yang berlimpah dengan pumping hanya 15 menit sedangkan aku harus ekstra pumping manual + waktu pumpingnya harus minimal 45 menit.
Badan dan leher pegel, pusing, tapi semuanya ku pasrahkan ke Allah.
aku ga mau iri dan dengki biar asi tetep lancar.
Akhirnya aku coba untuk searching dan sempet konsul lagi ke dokter laktasi dan kata dokter kemungkinan besar aku didiagnosis Hypoplasia / IGT (Insufficient Glandural Tissue)




Source : instagram.com/asiku.banyak


Pada sebagian Ibu yang mengalami Hypoplasia/IGT terjadi pada payudara yang berukuran kecil maupun besar.
Mohon maaf payudara kiri ku pernah bernanah dibagian aerola selama 1 tahun tapi dokter ga ada yang tahu aku sakit apa dan penyebanya apa.
Mungkin dari itu juga payudara kiri ku paling banyak bisa mengeluarkan ASI maksimal 30ml (pumping selama 1 jam)

Dari jaman masih gadis sampe sekarang setelah melahirkan pun menstruasi ku ga pernah teratur, per tahun biasanya hanya 3-7x mens saja 🙈
Nah, ini adalah salah satu penyebabnya asi ku tidak pernah cukup untuk babyku.






Kemudian apa yang aku lakukan untuk menghadapi ini semua dan tidak terkena baby blues?

Kuncinya hanya satu yaitu IKHLAS ..
Dimulai dengan moms yang berdamai dengan diri sendiri, ucapkan maaf pada diri sendiri dan maafkan kesalahan apapun yang pernah Moms lakukan kepada anak, kemudian lepaskan semua rasa itu dari hati biar lega . Ikhlaskan apapun yang mengganjal di hati 😊
Apapun yang Moms lakukan untuk baik dalam memberikan ASI maupun SUFOR adalah demi anak sehat dan tumbuh sempurna. Ucapkan terus didalam hati dan hiraukan omongan negatif yang Moms denger dari orang lain karena anak moms adalah titipan Tuhan untuk Moms dan Paps bukan untuk mereka.

Kemudian Tetap Meng-ASI-hi atau cari tambahan ASI Donor agar bayi tetap mendapat nutrisinya untuk tumbuh kembangnya.
Selalu plot BB, TB dan lingkar kepala anak kedalam buku KMS atau ke aplikasi Primaku agar tumbuh kembangnya bisa dilihat. Jangan lupa, 2 bulan berturut-turut BB stagnan atau berkurang wajib konsultasi ke dokter gizi subspesialisai Nutrisi ya Moms.



Semoga Moms semuanya selalu diberikan kesehatan untuk tetap Meng-ASI-hi ya 😊🤗